Gebang
|
||||||||||||||
Gebang adalah nama
sejenis palma tinggi besar
dari daerah dataran rendah. Pohon ini juga dikenal dengan nama-nama lain
seperti gabang (Dayak
Ngaju), gawang
(Timor), pucuk
(Btw.), pocok
(Md.), ibus
(Bat., Sas.), silar
(Minh.) dan
lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Corypha utan.
Pemerian
Pohon palma
yang besar, berbatang tunggal, tinggi sekitar 15-20 m. Daun-daun besar berbentuk kipas,
bulat menjari dengan diameter 2-3,5 m, terkumpul di ujung batang; bertangkai
panjang hingga 7 m, lebar, beralur dalam serta berduri tempel di tepinya.
Bekas-bekas pelepah daun pada batang membentuk pola spiral.
Gebang hanya
berbunga dan berbuah sekali, yakni di akhir masa hidupnya. Karangan bunga
muncul di ujung batang (terminal), sesudah semua daunnya mati, berupa malai
tinggi besar 3-5 m, dengan ratusan ribu kuntum bunga kuning kehijauan yang
berbau harum. Buah bentuk bola bertangkai pendek, hijau, 2-3 cm diameternya.
Ekologi dan penyebaran
Lukisan Corypha
umbraculifera (1913). Sebelah kanan adalah pohon yang berbunga
Palma ini
tumbuh menyebar di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 300 m dpl.. Gebang menyukai padang rumput terbuka, aliran sungai, tepi rawa, dan
kadang-kadang tumbuh pula di wilayah berbukit. Di beberapa tempat yang cocok,
biasanya tak jauh dari pantai, gebang dapat tumbuh menggerombol membentuk sabuk
hutan yang cukup
luas.
Gebang
ditemukan menyebar luas mulai dari India melewati Asia
Tenggara, Filipina dan Indonesia hingga ke Australia utara.
Kegunaan
Daun gebang,
terutama yang muda, diolah menjadi berbagai bahan anyaman yang bagus; untuk
bahan membuat tikar, topi,
kantong, karung, tali, jala dan pakaian tradisional. Helai-helai pita dari olahan janur gebang ini pada
masa lalu ramai diperdagangkan terutama di Sulawesi
Selatan; dikenal
beberapa macamnya seperti agel, papas, dan akan.
Sejenis serat tumbuhan yang
cukup baik dapat pula dihasilkan dari tangkai daunnya, setelah dibelah-belah,
direndam dan diolah lebih lanjut. Serat ini dapat dipintal menjadi tali atau,
di Filipina, dianyam
menjadi topi.
Putak, sagu
lempengan yang dibakar
Umbutnya dapat dimakan. Demikian pula dengan sagu yang diperoleh
dari empulur batangnya,
meski biasanya sagu ini untuk makanan hewan saja dan baru dimakan orang di masa
paceklik. Di Ayotupas, sagu gebang dibuat menjadi semacam
kue lempengan yang dibakar dan disebut putak; biasanya dimakan bersama pisang.
Batang gebang
cukup keras, terutama bagian luarnya yang mengayu, dan biasa digunakan sebagai
bahan bangunan. Potongan batang yang utuh dan dibuang bagian tengahnya
(empulur) biasa digunakan untuk membuat bedug.
Beberapa bagian
pohon gebang memiliki khasiat obat. Akarnya digunakan untuk menyembuhkan diare
ringan dan berulang. Air dari pelepahnya digunakan sebagai anti racun. Semacam
getah kemerahan (blendok, Jw.) dari pucuknya
digunakan untuk mengobati luka, batuk dan disentri.
Mencari topi dari bahan baku pelepah pihon gebang
BalasHapus